Minggu, 31 Juli 2016

Biomaterial Kedokteran Gigi atau Dental Materials

BAB II
KAJIAN PUSTAKA


2.1 Biomaterial Kedokteran Gigi
2.1.1 Pengertian umum biomaterial
Biomaterial adalah bidang yang menggunakan ilmu dari berbagai disiplin ilmu yang membutuhkan pengetahuan dan pemahaman mendasar dari sifat-sifat material pada umumnya, dan interaksi dari material dengan lingkungan biologis. Bidang biomaterial didesain untuk memberikan pemahaman dan pengajaran di bidang fisika, kimia dan biologi dari material, dan juga dengan berbagai bidang dari teknik secara umum seperti matematika, kemasyarakatan, dan ilmu sosial. Sebagai tambahan, mahasiswa yang berurusan dengan bidang ini harus mencapai pemahaman yang mendalam dan berusaha untuk memperoleh pengalaman pada penelitian biomaterial. Ketika pemahaman mahasiswa mengenai prinsip dasar dari ilmu material teraplikasikan, pemahaman penuh dari biomaterial dan aplikasinya dengan lingkungan biologis juga membutuhkan derajat yang lebih tinggi dari spesialisasi ilmu yang ada. Bidang biomaterial mengarah pada ilmu material dan bidang ilmu biologi serta kimia. Material buatan manusia meningkat sesuai dengan penggunaan aplikasinya seperti pada drug-delivery dan terapi gen (gene therapy), perancah untuk rekayasa jaringan (tissue engineering), penggantian bagian tubuh (body replacement), serta alat biomedis dan bedah. Peningkatan ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan tingkat kehidupan yang lebih baik (Williams, 1987).
2.1.2 Fungsi biomaterial
1.      Sebagai pengganti bagian yang rusak
2.      Berperan dalam proses penyembuhan
3.      Memperbaiki fungsi tubuh
4.      Membantu diagnosa dan perawatan
5.      Memperbaiki kualitas hidup sehingga memciptakan taraf kesehatan yang        lebih baik
6.      Menyelamatkan jiwa banyak orang (Yunita, 2008)
2.1.3 Syarat-syarat biomaterial kedokteran gigi
Syarat biomaterial kedokteran gigi telah ditentukan sejak tahun 1960-an oleh American Dental Association. Namun kata biokompabilitas tidak bisa digunakan, dan kata toksik yang lebih sering digunakan dalam membahas keamanan bahan kedokteran gigi. Istilah bikompatibel didefinisikan dalam Dorland’s Illustrated Medical Dictionary yang artinya selaras dengan kehidupan dan tidak memiliki efek toksik atau efek merugikan pada fungsi biologis. Secara umum biokompabilitas diukur bedasarkan sitotoksisitas setempat (seperti responns pulpa dan mukosa), respon sistemik, kemampuan menimbulkan alergi, dan karsinogen (Anusavice, 2004)
Berdasarkan pada kriteria ini, persyaratan untuk sifat biokompabilitas bahan-bahan kedokteran gigi mencakup hal-hal berikut:
a.       Bahan tersebut tidak boleh membahayakan pulpa dan jaringan lunak
b.      Bahan tersebut tidak boleh mengandung substansi toksik yang larut dalam air, yang dapat dilepaskan dan diserap ke dalam sistem sirkulasi sehingga menyebabkan  respons toksik sistemik
c.       Bahan tersebut harus bebas dari bahan berpotensi menimbulkan sensitivitas yang dapat menyebabkan suatu respons alergi
d.      Bahan tersebut harus tidak memiliki potensi karsinogen (menyebabkan kanker)
Dari penjabaran ini dapat disimpulkan bahwa suatu biomaterial dapat didefinisikan sebagai substansi apapun, selain obat yang dapat digunakan untuk suatu periode sebagai bagian dari suatu sistem yang merawat, menambah atau menggantikan jaringan, organ atau fungsi apapun dari tubuh. Ilmu biomaterial kedokteran gigi harus didasarkan pada informasi luas akan pertimbangan biologis tertentu yang berhubungan penggunaan bahan-bahan yang dirancang untuk rongga mulut. Kekuatan atau ketahanan terhadap perubahan bentuk tidak penting bila bahan tersebut dapat melukai pulpa atau jaringan lunak (Anusavice, 2004)

2.1.4        Sifat biomaterial kedokteran gigi
2.1.4.1 Sifat Fisik
Sifat fisik didasarkan pada mekanika, akustik, optik, termodinamika, kelistrikan, magnet, radiasi, struktur atom, atau gejala nuklir. Corak, nilai, kroma, serta kebeningan adalah sifat fisik yang berdasarkan pada dalil optik, yaitu ilmu yang berhubungan dengan fenomena cahaya, visi dan penglihatan. Konduktivitas termal dan koefisien ekspansi termal adalah sifat fisik yang berdasarkan pada dalil termodinamika. Warna adalah sensasi cahaya mencapai mata yang didadasari pada dalil optik.
·         Abrasi dan ketahanan abrasi
Kekerasan seringkali digunakan sebagai suatu petunjuk dari kemampuan suatu bahan menahan abrasi atau pengikisan. Abrasi merupakan mekanisme kompleks pada lingkungan mulut yang mencakup interaksi antar sejumlah faktor. Untuk alasan ini, peran kekerasan sebagai suatu prediktor ketahanan abrasi adalah terbatas. Seringkali abrasi digunakan untuk membandingkan bahan-bahan dengan klasifikasi tertentu seperti satu merek logam tuang dengan merek lain jenis logam tuang campuran yang sama. Tapi, kekerasan kurang sahih bila digunakan untuk mengevaluasi kelas bahan yang berbeda, seperti bahan logam dengan resin sintetik.
·         Kekentalan
Kekentalan suatu bahan kedokteran gigi mentukan ketepatannya untuk aplikasi tertentu. Sama seperti sifat kurva tekanan geser-tekanan dapat menjadi hal yang penting dalam menentukan cara terbaik untuk memanipulasi suatu bahan. Viskositas sebagai fungsi dari waktu dapat juga digunakan untuk mengukur waktu kerja suatu bahan yang mengalami perubahan wujud cair ke padat.
·         Struktur dan relaksasi tekanan
Setelah suatu senyawa diubah bentuk secara permanen (deformasi plastik), akan ada tekanan internal yang terjebak. Sebagai contoh, dalam suatu senyawa kristal, atom-atom dalam pola ruang geometrik berubah tempat, dan sistem tersebut tidak dalam keseimbagan. Hal yang sama berlaku untuk struktur amorf, yaitu beberapa molekul menjadi terlalu berdekatan dan yang lain menjadi terlalu berjauhan setelah senyawa tersebut diubah bentuknya secara permanen. Diketahui bahwa situasi tersebut tidaklah stabil. Atom-atom yang berpindah tidak berada dalam keadaan seimbag. Melalui proses difusi wujud padat yang diatur oleh energi termal, atom-atom tersebut perlahan-lahan bergerak kembali ke posisi seimbangnya.hasilnya adalah suatu perubahan dalam bentuk dan kontur benda padat sebagai manifestasi besar dari pengaturan kembali posisi ataom atau molekul.
Kecepatan relaksasi meningkat dengan meningkatnya temperatur. Misalnya, bila suatu kawat ditekuk, kawat tersebut cenderung menjadi lurus kembali bila dipanaskan sampai temperatur tinggi. Pada temperatur kamar, relaksasi atau difusi seperti itu mungkin diabaikan. Namun sebaliknya, ada beberapa bahan kedokteran gigi bukan kristal, seperti malam, resin dan gel, yang ketika dimanipulasi dan didinginkan, kemudian dapat mengalami relaksasi (distorsi) pada temperatur yang meningkat.
·                 Creep dan Aliran
Istilah aliran aliran bukan “creep” umumnya digunakan dalam kedokteran gigi untuk menggambarkan reologi dari bahan amorf seperti malam. Aliran dari malam adalah ukuran dari kemampuannya untu berubah bentuk di bawah muatan statis yang kecil, bahkan dihubungkan dengan massanya sendiri. Meskipun creep atau aliran dapat diukur di bawah berbagai jenis tekanan, kompresi biasanya digunakan dalam pengujian bahan kedokteran gigi. Sebuah silinder dengan ukuran tertentu dipajankan terhadap tekanan kompresif tertentu untuk waktu dan temperatur tertentu. Creep atau aliran diukur sebagai persentasi pemendekan yang terjadi dengan kondisi pengujian ini. Creep adalah pertimbangan penting bagi bahan kedokteran gigi apapun, yang harus dipertahankan pada temperatur yang mendekati titik leleh untuk periode yang diperpanjang.
·         Warna dan persepsi warna
Tujuan lain dari perawatan gigi yang juga penting adalah merestorasi warna dan penampilan gigi asli.pertimbangan estetik dalam kedokteran gigi restoratif dan prostetik dianggap menduduki prioritas tinggi dalam beberapa dekade terakhir ini. Sebagai contoh, pencarian bahan restorasi untuk tujuan umum yang ideal, bahan pengisi langsung dan bahan restorasi sewarna gigi adalah satu tantangan dalam berbagai penelitian bahan kedokteran gigi akhir-akhir ini karena dentistry estetika sangat mementingkan kemampuan artistik dokter gigi dan teknisi, pengetahuan mengenai prinsip ilmu yang mendasari bahan kedokteran gigi adalah penting.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi warna sejati pada umumnya mencakup tinggi atau rendahnya tingkat cahaya, kelehan reseptor warna, jenis kelamin, umur, daya ingat, latar belakang budaya (Anusavice, 2003)
2.1.4.2  Sifat termofisika
a.    Konduktivitas termal
b.    Difusi termal
c.    Koefisien ekspansi termal (Anusavice, 2003)

2.1.4.3  Sifat Mekanis
Sifat mekanis dibatasi oleh hukum-hukum mekanika, yaitu ilmu fisika yang berhubungan dengan tekanan dan energi serta efeknya pada benda. Sifat mekanis adalah respon yang terukur, baik elastik (reversibel atau dapat kembali ke bentuk semula bila tekanan dilepaskan) dan plastis (irreversibel atau tidak dapat kembali ke bentuk semula atau tidak elastik), dari bahan bila terkana gaya atau distribusi tekanan (Anusavice, 2003)


2.1.5 Macam-macam biomaterial kedokteran gigi
2.1.5.1 Biomaterial Sintetik
Kebanyakan biomaterial sintetik yang digunakan untuk implantasi adalah material umum yang sudah lazim digunakan oleh para insiyur dan ahli material. Pada umumnya, material ini dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu : logam, keramik, polimer dan komposit.
a.    Logam
Sebagai bagian dari material, logam merupakan material yang sangat banyak digunakan untuk implantasi load-bearing. Misalnya, beberapa dari kebanyakan pembedahan ortopedi pada umumnya melibatkan implantasi dari material logam. Mulai dari hal sederhana seperti kawat dan sekrup untuk pelat yang bebas dari patah sampai pada total joint prostheses (tulang sendi buatan) untuk pangkal paha, lutut, bahu, pergelangan kaki dan banyak lagi. Dalam ortopedi, implantasi bahan logam digunakan pada pembedahan maxillofacial, cardiovascular, dan sebagai material dental. Walaupun banyak logam dan paduannya digunakan untuk aplikasi peralatan medis, tetapi yang paling sering digunakan adalah baja tahan karat, titanium murni dan titanium paduan, serta paduan cobalt-base (Cahyanto, 2009)
Description: stainlesssteel crown.jpg
 








b.    Polimer
Berbagai jenis polimer banyak digunakan untuk obat-obatan sebagai biomaterial. Aplikasinya mulai dari wajah/muka buatan sampai pada pipa tenggorokan, dari ginjal dan bagian hati sampai pada komponen-komponen dari jantung, serta material untuk gigi buatan sampai pada material untuk pangkal paha dan tulang sendi lutut. Material polimer untuk biomaterial ini juga digunakan untuk bahan perekat medis dan penutup, serta pelapis yang digunakan untuk berbagai tujuan (Cahyanto, 2009)
c.    Keramik
Keramik juga telah banyak digunakan sebagai material pengganti dalam ilmu kedokteran gigi. Hal ini meliputi material untuk Mahkota gigi, tambalan dan gigi tiruan. Tetapi, kegunaannya dalam bidang lain dari pengobatan medis tidak terlihat begitu banyak bila dibandingkan dengan logam dan polimer. Hal ini dikarenakan ketangguhan retak yang buruk dari keramik yang akan sangat membatasi penggunaannya untuk aplikasi pembebanan. Material keramik sedikit digunakan untuk pengganti tulang sendi (joint replacement), perbaikan tulang (bone repair) dan penambahan tulang (augmentation) (Cahyanto, 2009)
 











d.   Komposit
Biomaterial komposit yang sangat cocok dan baik digunakan di bidang kedokteran gigi adalah sebagai material pengganti atau tambalan gigi. Walaupun masih terdapat material komposit lain seperti komposit karbon-karbon dan komposit polimer berpenguat karbon yang dapat digunakan pada perbaikan tulang dan penggantian tulang sendi karena memiliki nilai modulus elastis yang rendah, tetapi material ini tidak menampakkan adanya kombinasi dari sifat mekanik dan biologis yang sesuai untuk aplikasinya. Tetapi juga, material komposit sangat banyak digunakan untuk prosthetic limbs (tungkai buatan), dimana terdapat kombinasi dari densitas/berat yang rendah dan kekuatan yang tinggi sehingga membuat material ini cocok untuk aplikasinya (Cahyanto, 2009)

2.1.5.2 Biomaterial alam
Beberapa material yang diperoleh dari binatang atau tumbuhan ada pula yang penggunaannya sebagai biomaterial yang layak digunakan secara luas. Keuntungan pada penggunaan material alam untuk implantasi adalah material ini hampir sama dengan material yang ada pada tubuh. Menyikapi hal ini, maka terdapat bidang lain yang cukup berkembang dan baik untuk dipahami yaitu bidang biomimetics. Material alam biasanya tidak memberikan adanya bahaya racun yang sering dijumpai pada material sintetik. Dan juga, material ini dapat membawa protein spesifik yang terikat didalamnya dan sinyal biokimia lainnya yang mungkin dapat membantu proses penyembuhan, pemulihan dan integrasi dari jaringan (tissue). Selain itu, material alam dapat juga digunakan untuk mengatasi masalah immunogenicity (Cahyanto, 2009).
Masalah lain yang berkaitan dengan material ini adalah kecenderungannya untuk berubah sifat atau terdekomposisi pada temperatur dibawah titik lelehnya. Hal ini tentu akan membatasi proses fabrikasinya menjadi material implantasi menjadi beragam bentuk dan ukuran. Contoh dari material alam adalah kolagen, yang hanya terdapat dalam bentuk serat, mempunyai struktur triple-helix, dan merupakan protein yang sangat banyak terdapat pada binatang diseluruh dunia. Sebagai contoh, hampir 50 % protein pada kulit sapi adalah kolagen. Hal tersebut membentuk komponen yang signifikan dari jaringan penghubung seperti tulang, tendon, ligament dan kulit. Terdapat kurang lebih sepuluh jenis berbeda dari kolagen dalam tubuh. Tipe I ditemukan terutama pada kulit, tulang dan tendon. Tipe II ditemukan pada tulang rawan arteri pada tulang sendi dan. Tipe III merupakan unsur utama dari pembuluh darah.
Kolagen sudah banyak dipelajari untuk digunakan sebagai biomaterial. Material implantasi ini biasanya dalam bentuk sponge yang tidak memiliki kekuatan mekanik atau kekakuan yang signifikan. Material ini sangat menjanjikan sebagai perancah untuk pertumbuhan jaringan-baru (neotissue growth) dan tersedia juga sebagai produk untuk penyembuh luka. Injectable collagen (kolagen yang disuntikkan atau dimasukkan ke dalam tubuh) sangat banyak digunakan untuk proses augmentasi (penambah) atau pembangun dari jaringan dermal (dermal tissue) untuk bahan kosmetik. Material alam lain yang ditinjau masih dalam tap pertimbangan, termasuk karang, chitin (dari serangga dan binatang berkulit keras seperti udang, kepiting dan lain-lain), keratin (dari rambut), dan selulosa (dari tumbuhan) (Cahyanto, 2009)

2.1.6 Aplikasi dalam kedokteran

MATERIAL
APLIKASI
1)   LOGAM DAN PADUANNYA
a.       316Lstainless steel

b.      CP-Ti, Ti-Al-V, Ti-Al-Nb, Ti-13Nb-3Zr, Ti-Mo-Zr-Fe

c.       Co-Cr-Mo, Cr-Ni-Cr-Mo




2)   POLIMER
a.       Polietilen
b.      Polipropilen, Poliamida
c.       PET

d.      PVC
e.       PMMA

3)      KERAMIK DAN GELAS
a.       Alumina, Zirconia
b.      Calcium phosphates

c.       Bioactive glasses

4)      KOMPOSIT
a.      BIS-GMA-quartz/silica filler
b.      PMMA-glass fillers

a.       Fiksasi retak (fracture fixation), stents, instrumen bedah
b.      Pengganti tulang dan sendi, fiksasi retak, implantasi dental, pacemaker encapsulation
c.       Pengganti tulang dan sendi, implantasi dental, perbaikan protesa dental, pompa jantung Ni-Ti Pelat tulang, stents, kawat orthodonti

a.       Pengganti tulang sendi
b.      Benang jahit
c.       Benang jahit, pembuluh darah buatan
d.      Tubing
e.       Pengganti tulang sendi (bone cements)

a.    Pengganti tulang sendi
b.   Perbaikan dan penambah tulang, pelapisan permukaan pada logam
c.    Pengganti tulang

a.   Restorasi dental composite

b.   Dental cements

2.1.7 Menurut Cahyanto tahun 2009 kelebihan dan kekurangan biomaterial kedokteran gigi
a. Biomaterial logam.
Kelebihan
Kekurangan
Kuat, keras, dan tangguh
Mudah korosif
Merupakan konduktor panas dan listrik yang baik
Mudah menyerap listrik
Bisa bersifat magnetic
Mudah beradu dengan benda yang lain
Mudah dicairkan /dipanaskan sehingga mudah dibentuk dan dicetak.
Fraktur / patah dan mahal


b. Biomaterial polimer.
Kelebihan
Kekurangan
Kenyal dan elastic
Tidak kuat karena terlalu lunak
Lebih akurat dalam pencetakan
Memerlukan sendok cetak perorangan
Waktu penyimpanan bisa tahan lama
Berpotensi distorsi
Tidak mudah robek
Harus diisi dengan stone secepatnya.
Mudah dibentuk dalam pencetakan
Kotor (lengket)
Murah
Aroma yang terkadang menyengat mengganggu kenyamanan pasien.

              c. Kelebihan komposit
Kelebihan
Kekurangan
Kuat untuk tambalan
Mudah mengkerut
Tidak berbahaya
Mudah rusak
Sewarna dengan gigi
Warna mudah berubah

d. Kelebihan keramik
Kelebihan
Kekurangan
Biokompatibilitas baik
Mudah Rapuh
Terlihat natural (hasilnya)
Mengeluarkan suara klicking saat gigi berontak
Daya tahan tinggi terhadap pemakaian dan distorsi
Tidak dapat dihaluskan dengan cepat setelah digrinding
Tahan terhadap serangan kimia
Terlalu lemah untuk pembuatan mahkota penuh tanpa inti
Mempunyai daya kompresif strength yang lebih tinggi
Tidak ada pengikat untuk dasar akrilik denture dan memerlukan alat tambahan

Koefisien termal ekspansion tidak sebanding dan Kekuatan tarik rendah
   

2.1.8 Etika dan hukum
2.1.8.1 Peraturan standar pemerintah
Pada tanggal 28 Mei 1976, ditandatangani peraturan sebagai hukum yang mengizinkan US Food and Drug Administration (Badan Obat dan Makanan Amerika Serikat) memiliki wewenang mengatur untuk melindungi masyarakat dari peralatan kedokteran umum (dan gigi) yang berbahaya atau tidak efektif. Peraturan ini merupakan puncak serangkaian usaha untuk memberikan produk yang aman dan efektif, dimulai dengan perjalanan Undang-Undang Obat dan Makanan di tahun 1906, yang tidak memasukkan bagian untuk mengatur keamanan peralatan medis atau tuntutan terhadap alat tersebut.
Peraturan baru ini, dinamakan Amandemen peralatan Medis 1976, memerlukan klasifikasi dan pengaturan dari.semua peralatan medis yang tidak dibakukan tetapi dipakai untuk manusia. Menurut Catatan Federal, istilah alat termasuk  Semua instrumen, alat, perkakas, mesin, alat bantu, implan, atau reagen in vitro yang digunakan untuk mendiagnosis, mengobati, meringankan, merawat atau mencegah penyakit pada manusia dan yang tidak mencapai salah satu tujuan utama yang dimaksud melalui aksi kimia di dalam atau pada tubuh manusia atau binatang lain dan yang tidak bergantung dalam proses metabolisme untuk mencapai salah satu tujuan utama yang dimaksud.
Beberapa produk kedokteran gigi, seperti bahan yang mengandung fluor, dianggap obat, tetapi kebanyakan produk yang digunakan dalam operasi dianggap alat, dan karenanya harus dikontrol oleh FDA Center for Devices and Radiological Health. Juga mencakup produk umum yang dijual pada masyarakat seperti sikat gigi, benang pembersih gigi, dan perekat gigi tiruan.
Klasifikasi untuk semua barang medik dan kedokteran gigi dikembangkan oleh panel-panel yang terdiri atas ahli kedokteran gigi swasta serta perwakilan kelompok industri dan konsumen. Panel produk kedokteran gigi mengidentifikasikan adanya bahaya atau masalah dan menempatkan barang tersebut ke dalam 1 dari 3 kelompok klasifikasi berdasarkan faktor risiko relatif. Alat kelas I dianggap berisiko rendah dan terkena kontrol umum, termasuk hal seperti pencatatan produk pabrik, berkaitan dengan praktek produksi yang baik, serta persyaratan membuat catatan tertentu. Bila dianggap bahwa kontrol umum ini tidak cukup dalam menjamin keamanan dan keefektifan seperti yang dikatakan oleh produsen, maka peralatan tersebut ditempatkan ke dalam kategori kelas II. Produk-produk yang termasuk kategori kelas ini perlu memenuhi standar pengerjaan yang dibuat oleh FDA atau badan lain yang berwenang seperti ADA. Standar kinerja ini mungkin berhubungan dengan komponen, konstruksi, dan kelengkapan suatu alat, dan mungkin juga menunjukkan persyaratan pengujian tertentu untuk memastikan bahwa produk dalam jumlah besar atau individual mematuhi persyaratan.
Kelas III, kategori yang paling keras, mengharuskan agar suatu alat disetujui keamanan dan efektivitasnya sebelum dipasarkan. Semua alat yang ditanam atau mendukung kehidupan dimasukkan dalam katagori ini. Data tertentu harus dilengkapi untuk menunjukkan keamanan dan efisiensinya sebelum dipasarkan. Pada keadaan tertentu, produk atau alat mungkin sama pentingnya dengan produk lain yang telah disetujui, dan dalam keadaan ini yang diperlukan hanyalah menunjukkan kesamaannya. Setiap barang yang tidak cukup memberikan informasi klinis atau ilmiah yang mendukung standar kinerja ditempatkan dalam kategori persetujuan sebelum dipasarkan. Misalnya, salah satu dari alat-alat ini, implan endoseous untuk perekatan gigi tiruan, dianggap prioritas tinggi dalam hubungannya dengan keharusan untuk menunjukkan keamanan dan efektivitasnya. Pembuat alat ini sekarang perlu menyerahkan permohonan persetujuan sebelum dipasarkan untuk implan. Permohonan ini kemudian clievaluasi oleh Panel Produk Kedokteran Gigi untuk menentukan apakah jenis implan yang diusulkan sebelumnya dapat bertahan di pasaran atau apakah implan barn dapat dipasarkan. Petunjuk yang telah dikembangkan oleh FDA bisa diperoleh oleh semua pihak yang berminat untuk mengetahui persyaratan preklinis dan klinis dalam mempersiapkan persetujuan sebelum dipasarkan.
Lebih dari 160 barang kedokteran gigi diklasifikasikati dalam satu dari ketiga klasifikasi ini. Program FDA, beserta Program persetujuan ADA untuk produk kedokteran gigi memberikan kerangka kerja yang penting untuk standar perkembangan dan memberikan bukti awal bahwa produk tersebut akan seaman dan seefektif seperti yang dipromosikan. Di negara-negara lain juga ada badan pemerintahan nasional yang setara dengan FDA, yang berwenang membuat peraturan terhadap bahan dan alat kedokteran gigi (Anusavice, 2003)

2.1.8.2 Standar internasional
Selama beberapa tahun sudah banyak minat yang dicurahkan pada perkembangan spesifikasi bahan kedokteran gigi pada tingkat internasional. Dua Organisasi, Federation Dentaire International (FDI) dan International for Standardization (ISO), berusaha mencapai tujuan tersebut. Awalnya, FDI mengawali dan mendukung secara aktif suatu program untuk merumuskan spesifikasi internasional bagi bahan kedokteran gigi. Sebagai hasilnya, beberapa spesifikasi untuk bahan dan alat kedokteran gigi telah terbentuk.
ISO adalah organisasi internasional, non-pemerintah yang mempunyai tujuan mengembangkan standar internasional. Badan ini terdiri atas organisasi standar nasional dari lebih 80 negara. The American National Standards Institute adalah anggota dari negara Amerika Serikat. Permintaan FDI agar ISO mempertimbangkan spesifikasi bahan kedokteran gigi dari FDI sebagai standar ISO, menyebabkan dibentuknya komite ISO, yaitu TC106- Dentistry. Tanggung jawab komite ini adalah untuk memperbaharui istilah dan metode pengujian, dan untuk menentukan spesifikasi dari bahan, instrumen, piranti, dan peralatan kedokteran gigi.
Beberapa spesifikasi FDI sekarang telah diadaptasi sebagai standar ISO. Sejak 1963, lebih dari 40 standar baru telah dikembangkan dan akhir-akhir ini sedang dikembangkan dalam ISO TC-106 melalui program kerja sama dengan FDI. Karenanya, kemajuan yang cukup besar telah direalisasikan dalam mencapai tujuan akhir spesifikasi internasional berskala besar untuk bahan dan alat kedokteran gigi.
Keuntungan spesifikasi tersebut bagi profesi kedokteran gigi tidaklah ternilai karena penawaran dan permintaan untuk alat, bahan dan instrumen kedokteran gigi datang dari seluruh dunia. Pada dokter gigi diberikan kriteria pemilihan yang adil dan terpercaya. Dengan kata lain, bila dokter gigi hanya menggunakan bahan yang memenuhi spesifikasi, mereka dapat memastikan bahwa bahan tersebut hasilnya akan memuaskan. Barangkali tidak ada faktor lain yang mendukung sedemikian besar tingkat praktik kedokteran gigi yang tinggi seperti program spesifikasi ini. Kesadaran teknisi laboratorium kedokteran gigi beserta dokter gigi akan persyaratan spesifikasi ini adalah penting untuk menekankan batasan bahan kedokteran gigi yang mereka gunakan. Seperti seringkah dibahas pada bab-bab selanjutnya, tidak ada bahan kedokteran gigi yang sempurna, sama seperti tidak ada tangan atau kaki palsu yang sama sempurnanya dengan anggota tubuh asli yang digantikannya.
Program persetujuan dari ADA Council on Scientific Affair yang diterapkan untuk keamanan dan efektivitas produk kedokteran gigi dikembangkan melalui evaluasi biologic, laboratorium, dan klinis, bila cocok, atau bila standar atau spesifikasi fisik sudah tidak ada lagi. Panduan tertentu untuk persetujuan dari tiap produk generik, misalnya, bahan penutup ceruk dan fisura, atau sikat gigi elektrik dirumuskan oleh Council.
Penelitian terhadap bahan kedokteran gigi yang diawasi oleh ADA Council on Scientific Affair merupakan bahasan penting dalam buku ajar bahan kedokteran gigi ini. spesifikasi ADA untuk bahan kedokteran gigi dijadikan acuan sepanjang bab-bab selanjutnya meskipun rincian tertentu yang berhubungan dengan metode pengujian dihilangkan. Bagi produk kedokteran gigi yang dijual di negara lain, peraturan standar ISO yang setara, bila memungkinkan, haruslah digunakan sebagai sumber acuan. Pembahasan dalam buku ini dilakukan dengan menganggap bahwa siswa memiliki sekumpulan spesifikasi dan panduan program persetujuan nasional atau internasional lainnya (Anusavice, 2003)

2.1.9    Efek samping bahan kedokteran gigi
·         Iritasi : Semen seng fosfat, semen resin (mengiritasi pulpa), semen oksida seng eugenol (reaksi pulpa ringan), asam dan resin (reaksis pulpa nyata) (Baum dkk., 1997)
·         Alergi : Amalgam (merkuri), restorasi logam (reaksi galvanisme-lesi putih elektrogalvanik)
Alergi kimia tergantung dosis, tetapi seringkali dengan dosis rendah bahan kimia sudah terjadi sensitasi
·         Toksik : Amalgam (Merkuri), GTL/S (Akrilik-Monomer sisa) hanya sedikit kalaupun ada. (Baum dkk., 1997)
Tidak ada alat kedokteran gigi (termasuk bahan restorasi) yang benar-benar aman. Keamanan adalah relatif dan pemilihan sertaa penggunaan alat atau bahan kedokteran gigi didasarkan pada asumsi bahwa keuntungan penggunaannya jauh melebihi risiko biologis yang diketahui. Paracelsus (1493-1541), seorang dokter dan ahli kimia Swiss, mengatakan bahwa “  semua substansi adalah racun, tidak ada satupun yang tidak beracun. Dosis yang tepat membedakan racun dari obat mujarab. (Anusavice, 2004)

·         Nyeri : Semen polikarboksilat  (Baum dkk., 1997)

1 komentar: