Minggu, 31 Juli 2016

Logam dan Amalgam

1.1    Logam
Logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan penghantar (konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles dapat menjadi pemantul sinar yang baik (Anusavice, 2004).
1.2    Sifat-Sifat  Logam
1.      Sifat Mekanik Logam
a.    Hardness (kekerasan) merupakan ketahanan suatu logam terhadap penetrasi atau penusukan indentor.
b.    Strenght (Kekuatan) merupakan kemampuan suatu logam untuk menahan deformasi.
c.    Tahan Impact, merupakan  ketahanan logam terhadap beban kejut.
2.    Sifat Fisik Logam
a.    Memiliki titik leleh dan titik didih  yang tinggi
b.    Menghantarkan daya listrik karena memliki elektron yang terdelokalisasi
c.    Menghantarkan daya panas karena bersifat konduktor
d.   Dapat ditempa (Malleability) dan sifat dapat diregang (Ductility)
e.    Toughness yaitu kemampuan logam untuk dapat dibengkokkan tanpa mengalami retak
f.     Weldability yaitu kemampuan logam untuk dapat dilas/ disambung
g.    Ketahanan terhadap korosi akibat kelembaban, zat kima, dsb.
h.    Modulus elastisitasnya tergantung jenis bahan
i.      Memiliki sifat khas kekerasan logam
3.    Sifat Kimia Logam
a.    Logam memiliki energi ionisasi yang rendah.
b.    Umumnya logam cenderung memiliki titik leleh titik didih yang tinggi karena kekuatan ikatan logam.
c.    Logam memiliki 1 sampai 3 elektron dalam kulit terluar dari atom-atomnya.
d.   Kebanyakan logam oksida yang larut dalam air bereaksi untuk membentuk logam hidroksida (Combe, 1992).
1.3    Syarat-syarat logam pada KG
1.    Syarat secara kimia yaitu tahan terhadap korosi, tidak larut dalam cairan rongga mulut atau dalam segala macam cairan yg dikonsumsi dan tidak luntur serta berkarat atau korosi
2.    Syarat secara biologi yitu tidak beracun terhadap pasien, dokter gigi, perawat maupun tekniker, tidak mengiritasi rongga mulut dan jaringan pendukungnya, tidak menghasilkan reaksi alergi dan tidak bersifat karsinogen
3.    Syarat secara mekanis yaitu berkekuatan tinggi dan tahan terhadap tekanan
4.    Syarat secara fisik yaitu sifat konduktivitas thermal kuat
5.    Syarat secara estetik yaitu dapat memberikan penampilan natural pada gigi
6.    Biokompatibel yaitu tidak mengandung substansi toksik yang dapat larut dalam saliva, tidak membahayakan pulpa dan jaringan lunak, bebas dari bahan yg berpotensi dalam menimbulkan sensitifitas
7.    Bahannya tersediadalam jumlah besar dan mudah di dapat serta harganya relatif terjangkau
8.    Titik cairnya tinggi, serta mudah dipoles dan disolder.
1.4    Akibat Toksisitas Logam
1.    Karsigogenisitas,  merupakan pembengkakan pada jaringan tubuh (tumora) yang diakibatkan oleh peningkatan zat-zat kimia yang beracun.
2.    Gangguan fungsi imun, biasanya berasal dari konsumsi makanan yang mempunyai bahan logam beracun dapat mengakibatkan penghambatan berbagai fungsi imun dan dapat menginduksi reaksi hipersensivitas.
3.    Korosi logam, merupakan suatu reaksi kimia yang kompleks dimana zat logam berkombinasi dengan oksigen di dalam udara dan air untuk memmbentuk oksida logam yang terhidrasi. Oksida ini padat, poros lebih tebal, lebih lemah, serta lebih rapuh daripada logam asalnya.
1.5    Kegunaan Logam Kedokteran Gigi
1.    Restorasi gigi,(Inlay, Onlay, Overlay) seperti dental amalgam dan alloy emas pada mahkota atau jembatan
2.    Rangka logam dalam gigi tiruan
3.    Dental implant
4.    Alat Orthodonti (Craig,2002)
1.6    Kelebihan dan Kekurangan Logam dalam KG
1.    Kelebihan:
a. Kekuatan dan ketahanannya paling baik dibanding tambalan lain.
b.    Lebih sedikit pengambilan jaringan gigi dibanding porselen.
c.    Tahan korosi.
d.   Resiko kebocoran minimal.
e.    bentuk dapat dengan mudah dimanipulasi
2.      Kekurangan:
a.    Paling mahal dibanding tambalan lainnya.
b.    Tidak sewarna gigi.
c.    Dapat menyebabkan reaksi alergi, tetapi sangat jarang (Anusavice, 2003).

2.1    Amalgam
Amalgam adalah bahan tambalan berupa campuran beberapa logam, diantaranya perak (Ag), timah (Sn), tembaga (Cu), seng (Zn) bahan-bahan lain seperti gallium, indium, dan palladium dengan komposisi tertentu. Dental amalgam merupakan kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang disebut amalgamasi (Anusavice, 2004).
2.2    Sifat Amalgam
1.    Sifat Fisik Amalgam
a.    Creep, merupakan perubahan dimensi secara bertahap yang terjadi ketika material diberi tekanan atau beban.
b.    Stabilitas Dimensional, merupakan kestabilan dimensi pada saat proses pengerasan dan pemakaian.
c.    Difusi termal dan koefisien ekspansi amalgam yang lebih tinggi dari dentin dapat menyebabkan karies sekunder.
d.   Ketahanan terhadap abrasi pada saat proses mastikasi
2.    Sifat Mekanik Amalgam
a.    Kekuatan, amalgam harus cukup kuat untuk menahan beban yang ditumpukan pada restorasi amalgam dalam rongga mulut. Ada dua jenis kekuatan amalgam, yaitu tensile strength dan compressive strength. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan diantaranya, efek tirturasi, efek kandungan merkuri, efek kondensasi, efek porositas dan efek laju pengerasan amalgam.
3.    Sifat Kimia Amalgam
a.    Reaksi Elektrokimia Galvanik, terjadi ketika dua atau lebih logam berbeda atau alloy berkontak dalam larutan elektrolit, seperti air ludah . Besarnya arus galvanis dipengaruhi oleh lama / usia restorasi , perbedaan potensial korosi sebelum berkontak dan daerah permukaan.
b.    Mengalami korosi, yang merupakan reaksi elektrokimiawi yang akan menghasilkan degradasi struktur dan properti mekanis yang mengurangi kekuatan tumpatan sekitar 50%, serta memperpendek keawetan penggunaan.
c.    Tarnish merupaka reaksi yang menyebabkan hilangnya kilau dari permukaan logam karena pembentukan surface coating sehingga menurunkan nilai estetika restorasi tersebut.
4.    Sifat Biologi Amalgam
a.    Alergi, secara khas respon alergi mewakili antigen dengan reaksi antibodi yang ditandai dengan rasa gatal, ruam, bersin, kesulitan bernafas, pembengkakan, dan gejala lain berupa dermatitis kontak atau reaksi hipersensitif tipe 4 pada populasi >1%.
b.    Toksisitas, karena amalgam mengandung merkuri atau air raksa yang diduga adalah melalui tahap uapnya yang dapat menyebabkan toksisitas. (Anusavice, 2004)
2.3    Klasifiklasi Amalgam
1.      Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu:
a.       Alloy binary, contohnya: silve-tin
b.      Alloy tertinary, contohnya: silver-tin-copper
c.       Alloy quartenary, contohnya: silver-tin-copper-indium
2.      Berdasarkan ukuran alloy, yaitu:
a.       Microcut, dengan ukuran 10-30 μm.
b.      Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 μm.
3.      Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu:
a.       Alloy lathe , memiliki bentuk yang tidak teratur.
b.      Alloy spherical, dibentuk melalui proses atomisasi. Dimana bentuknya tergantung pada teknik atomisasi dan pemadatannya.
c.      Alloy spheroidal, merupakan alloy yang juga dibentuk melaui proses atomisasi.
4.      Berdasarkan kandungan tembaga
Kandungan tembaga pada amalgam berguna untuk meningkatkan kekuatan (strength), kekerasan (hardness), dan ekspansi saat pengerasan
a.      Low copper alloy, yang mengandung silver (68-70%), tin (26-27%), copper (4-5%), zinc (0-1%).
b.      High copper alloy,yang terdiri dari:
1)   Admixed dispersiblended alloys yang merupakan campuran dengan komposisi yang berbeda yaitu high copper spherical alloy dengan low copper lathecut alloy. Komposisi seluruhnya terdiri atas silver (69%), tin (17%), copper (13%), zinc (1%).
2)      Single composisition atau unicomposition alloys, merupakan alloy yang partikelnya memiliki komposisi yang sama. Komposisi seluruhnya terdiri atas silver (40-60%), tin (22-30%), copper (13-30%), zinc (0-4%).
5.      Berdasarkan kandungan zinc
1)      Alloy mengandung seng: mengandung lebih dari 0.01% zinc.
2)      Alloy bebas seng: mengandung kurang dari 0.01% zinc
2.4    Komposisi Amalgam
Komposisi bahan restorasi dental amalgam terdiri dari perak, timah, tembaga, merkuri, platinum, dan seng. Unsur – unsur kandungan bahan restorasi amalgam tersebut memiliki fungsinya masing – masing, dimana sebagian diantaranya akan saling mengatasi kelemahan yang ditimbulkan logam lain, jika logam tersebut dikombinasikan dengan perbandingan yang tepat. Dengan silver kandungan minimumnya 65%, tin dengan kandungan maksimum 29%, copper dengan kandungan maksium 6%, zinc dengan kandungan maksimumnya 2% dan mercury dengan kandungan maksimumnya 3%
2.5  Manipulasi Amalgam
Manipulasi amalgam dapat melalui proses :
1.    Proportioning/ penakaran, sebaiknya perbandingan antara alloy dan mercury adalah 5:7 atau 5:8. Mercury yang terlalu sedikit menyebabkan amalgam menjadi rapuh.
2.    Triturasi/ proses pencapuran amalgam alloy dan merkuri dengan menggunakan amalgamator selama waktu yang telah ditentukan. Proses triturasi dapat dilakukan dengan cara manual dan mekanis.
3.    Kondensasi/ pemerasan, teknik kondensasi yang baik akan memeras keluar merkuri dan menghasilkan fraksi volume dari fase matriks yang lebih kecil. Untuk amalgam lathe-cut menggunakan tekanan yang tinggi agar mercurinya dapat keluar, sedangkan pada amalgam spheris menggunakan tekanan yang ringan agar kekuatannya baik.
4.    Trimming dan Carving/ pengaplikasian dan pengukiran, berganting pada jenis alamgam yang dipakai, amalgam dengan sebuk kasar akan lebih sukar diukir, sebaiknya menggunakan amalgam jenis spheris karena lebih mudah dalam pengukirannya.
5.    Polishing/ pemolesan, berfungsi untuk meminimalisir korosi dan mencegah perlekatan plak. Pemolesan dilakukan 24 jam setelah penambalan, setelah tambalan cukup kuat.
2.6    Kekurangan dan Kelebihan Amalgam
1.      Kekurangan Amalgam
a.       Secara estetis kurang baik karena warnanya yang kontras dengan warna gigi.
b.      Dapat menyebabkan warna kehitaman pada gigi karena terjadi  kontak amalgam dan gigi.
c.       Pada beberapa kasus terdapat keluhan alergi dengan logam yang terkandung dalam bahan tambal amalgam. Selain itu, terdapat keluhan sensitivitas dari pasien pada awal pengaplikasian.
d.      Kandungan mercury yang dapat menyebabkan toksisitas menjadi pertimbangan dalam pengguanaan amalgam.
e.       Sering menyebabkan kebocoran mikro dan sekunder karies. Solusinya menggunakan “cavity varnish”
f.       Mengakibatkan rasa nyeri bila menimbulkan arus galvanis bersama dengan tumpatan logam lain. Solusinya dengan melepas tumpatan logam lain tersebut.
2.      Kelebihan Amalgam
a.       Amalgam merupakan bahan restorasi yang paling kuat dan dapat bertahan untuk jangka waktu yang lama asalkan tahap-tahap penambalan dilakukan sesuai prosedur.
b.      Ketahanan terhadap keausan sangat tinggi, seperti terhadap proses mastikasi dan cairan mulut.
c.       Penambalan dengan amalgam relatif lebih simpel dan mudah dan tidak terlalu “technique sensitive” bila dibandingkan dengan bahan restorasi lainnya.

d.      Biayanya relatif lebih rendah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar